Tanpa kemampuan untuk memonitor
jaringan, administrator hanya dapat bereaksi terhadap masalah pada waktu
mereka muncul, bukannya lebih dulu mencegah masalah supaya tidak
terjadi.
Menjalankan dan memelihara
fungsi suatu jaringan bisa menjadi mimpi buruk jika Anda tidak
mengetahui mana yang bekerja dengan baik dan mana yang tidak. Terutama
jika jaringan tersebar lebih dari ratusan kilometer persegi, di mana
beberapa perangkat hampir tidak mungkin diakses, misalnya stasiun cuaca
dan webcam.
Monitoring Koneksi
Salah
satu bentuk paling mendasar dari monitoring koneksi berlangsung tiap
hari pada jaringan. Proses user login ke jaringan akan memastikan bahwa
koneksi itu sedang bekerja dengan baik atau jika tidak bagian jaringan
akan segera dihubungi. Namun, ini bukanlah cara yang paling baik atau
efisien dalam memonitoring jaringan yang ada. Tersedia program-program
sederhana yang bisa digunakan oleh administrator untuk membuat daftar
alamat IP host dan secara periodik mem-ping alamat tersebut. Jika ada
masalah koneksi, program akan memperingati administrator melalui output
ping. Ini merupakan cara yang paling kuno dan tidak efisien, tetapi
masih lebih baik dibanding tidak melakukan apa-apa sama sekali. Aspek
lain dari cara monitoring seperti ini adalah ia hanya memberitahu bahwa
di suatu tempat antara stasiun monitoring dan perangkat target ada
gangguan komunikasi. Gangguan bisa jadi router, switch, bagian jaringan
yang tidak baik, atau memang host-nya yang sedang down. Tes ping hanya
mengatakan bahwa
koneksi down, tidak di mana itu down.
Memeriksa
semua host pada WAN dengan menggunakan monitoring semacam ini
membutuhkan banyak resources. Jika jaringan mempunyai 3000 host,
mem-ping semua perangkat jaringan dan host memakan resource sistem yang
sangat besar. Cara lebih baik adalah hanya mem-ping beberapa host,
server, router, dan switch yang penting untuk memastikan konektivitas
mereka. Tes ping tidak akan memberikan data yang sebenarnya kecuali jika
workstation selalu dalam keadaan menyala. Sekali lagi, cara monitoring
seperti ini sebaiknya digunakan jika tidak ada lagi cara lain yang
tersedia.
Monitoring Traffic
Monitoring
traffic merupakan cara monitoring jaringan yang jauh lebih canggih. Ia
melihat traffic paket yang sebenarnya dan membuat laporan berdasarkan
traffic jaringan tersebut. Program seperti Flukes Network Analyzer
merupakan contoh software jenis ini. Program tersebut tidak hanya
mendeteksi perangkat yang gagal, tetapi juga mendeteksi jika ada
komponen yang muatannya berlebihan atau konfigurasinya kurang baik.
Kelemahan
program jenis ini adalah mereka biasanya hanya melihat satu segmen pada
satu waktu dan jika memerlukan data dari segmen lain, program harus
dipindahkan ke segmen tersebut. Ini bisa diatasi dengan menggunakan
agent pada segmen jaringan remote. Perangkat seperti switch dan router
bisa membuat dan mengirimkan statistik traffic. Jadi, bagaimana data
dikumpulkan dan diatur pada satu lokasi sentral supaya bisa digunakan
oleh administrator jaringan? Jawabannya adalah: Simple Network
Monitoring Protocol.
Simple Network Management Protocol
Simple
Network Management Protocol (SNMP) adalah standar manajemen jaringan
pada TCP/IP. Gagasan di balik SNMP adalah bagaimana supaya informasi
yang dibutuhkan untuk manajemen jaringan bisa dikirim menggunakan
TCP/IP. Protokol tersebut memungkinkan administrator jaringan untuk
menggunakan perangkat jaringan khusus yang berhubungan dengan perangkat
jaringan yang lain untuk mengumpulkan informasi dari mereka, dan
mengatur bagaimana mereka beroperasi.
Ada
dua jenis perangkat SNMP. Pertama adalah Managed Nodes yang merupakan
node biasa pada jaringan yang telah dilengkapi dengan software supaya
mereka dapat diatur menggunakan SNMP. Mereka biasanya adalah perangkat
TCP/IP biasa; mereka juga kadang-kadang disebut managed devices. Kedua
adalah Network Management Station (NMS) yang merupakan perangkat
jaringan khusus yang menjalankan software tertentu supaya dapat mengatur
managed nodes. Pada jaringan harus ada satu atau lebih NMS karena
mereka adalah perangkat yang sebenarnya “menjalankan” SNMP.
Managed
nodes bisa berupa perangkat jaringan apa saja yang dapat berkomunikasi
menggunakan TCP/IP, sepanjang diprogram dengan software SNMP. SNMP
didesain supaya host biasa dapat diatur, demikian juga dengan perangkat
pintar seperti router, bridge, hubs, dan switch. Perangkat yang “tidak
konvensional” juga bisa diatur sepanjang
mereka terhubung ke jaringan TCP/IP: printer, scanner, dan lain-lain.
Masing-masing
perangkat dalam manajemen jaringan yang menggunakan SNMP menjalankan
suatu software yang umumnya disebut SNMP entity. SNMP entity bertanggung
jawab untuk mengimplementasikan semua beragam fungsi SNMP.
Masing-masing entity terdiri dari dua komponen utama. Komponen SNMP
entity pada suatu perangkat bergantung kepada apakah perangkat tersebut
managed nodes atau network management station.
SNMP
entity pada managed nodes terdiri atas SNMP Agent: yang merupakan
program yang mengimplementasikan protokol SNMP dan memungkinkan managed
nodes memberikan informasi kepada NMS dan menerima perintah darinya, dan
SNMP Management Information Base (MIB): yang menentukan jenis informasi
yang disimpan tentang node yang dapat dikumpulkan dan digunakan untuk
mengontrol managed nodes. Informasi yang dikirim menggunakan SNMP
merupakan objek dari MIB.
Pada
jaringan yang lebih besar, NMS bisa saja terpisah dan merupakan komputer
TCP/IP bertenaga besar yang didedikasikan untuk manajemen jaringan.
Namun, adalah software yang sebenarnya membuat suatu perangkat menjadi
NMS, sehingga suatu NMS bisa bukan hardware terpisah. Ia bisa berfungsi
sebagai NMS dan juga melakukan fungsi lain. SNMP entity pada NMS terdiri
dari SNMP Manager: yang merupakan program yang mengimplementasikan SNMP
sehingga NMS dapat mengumpulkan informasi dari managed nodes dan
mengirim perintah kepada mereka, dan SNMP Application: yang merupakan
satu atau lebih aplikasi yang memungkinkan administrator jaringan untuk
menggunakan SNMP dalam mengatur jaringan.
Dengan
demikian, secara keseluruhan SNMP terdiri dari sejumlah NMS yang
berhubungan dengan perangkat TCP/IP biasa yang disebut managed nodes.
SNMP manager pada NMS dan SNMP agent pada managed nodes
mengimplementasikan SNMP dan memungkinkan informasi manajemen jaringan
dikirim. SNMP application berjalan pada NMS dan menyediakan interface
untuk administrator, dan memungkinkan informasi dikumpulkan dari MIB
pada masing-masing SNMP agent.
Remote Monitoring (RMON)
Model
umum yang digunakan SNMP adalah adanya network management station (NMS)
yang mengirim request kepada SNMP agent. SNMP Agent juga bisa melakukan
komunikasi dengan mengirim pesan trap untuk memberitahu management
station ketika terjadi suatu event tertentu. Model ini bekerja dengan
baik, yang mana inilah mengapa SNMP menjadi sangat populer. Namun, satu
masalah mendasar dari protokol dan model yang digunakan adalah bahwa ia
diorientasikan pada komunikasi dari SNMP agent yang biasanya perangkat
TCP/IP seperti host dan router. Jumlah informasi yang dikumpulkan oleh
perangkat ini biasanya terbatas, karena sudah pasti host dan router
mempunyai “tugas sebenarnya yang harus dilakukan”—yaitu melakukan tugas
sebagai host dan router. Mereka tidak bisa mendedikasikan diri mereka
untuk melakukan tugas manajemen jaringan.
Oleh
karena itu, pada situasi di mana dibutuhkan informasi jaringan yang
lebih banyak dibanding yang dikumpulkan oleh perangkat biasa,
administrator sering kali menggunakan hardware khusus bernama network
analyzer, monitor, atau probe. Mereka hanya mengumpulkan statistik dan
memantau event yang diinginkan oleh administrator. Jelas akan sangat
berguna jika perangkat tersebut dapat menggunakan SNMP supaya informasi
yang mereka kumpulkan bisa diterima, dan membiarkan mereka mengeluarkan
pesan trap ketika ada sesuatu yang penting.
Untuk
melakukan itu, dibuatlah Remote Network Monitoring (RMON). RMON sering
kali disebut sebagai protokol, dan Anda kadang-kadang akan melihat SNMP
dan RMON disebut sebagai “protokol manajemen jaringan TCP/IP”. Namun,
RMON sama sekali bukan protocol yang terpisah—ia tidak melakukan
operasional protokol. RMON sebenarnya adalah bagian dari SNMP, dan RMON
hanya suatu modul management information base (MIB) yang menentukan
objek MIB yang digunakan oleh probe. Secara arsitektur, RMON hanyalah
salah satu modul MIB yang menjadi bagian dari SNMP.
Metode Troubleshooting
Troubleshooting
jaringan merupakan proses sistematis yang diaplikasikan untuk
memecahkan masalah pada jaringan. Teknik Eliminasi dan Divide and
Conquer merupakan metode paling berhasil untuk troubleshooting jaringan.
Eliminasi
User
pada jaringan Anda menelepon help desk untuk memberitahukan bahwa
komputer mereka tidak bisa lagi ke Internet. Help desk mengisi form
error report dan memberikannya kepada Anda, bagian network support. Anda
menelepon dan berbicara kepada user dan mereka mengatakan bahwa mereka
tidak melakukan apapun yang berbeda selain yang selalu mereka lakukan
untuk ke Internet. Anda mengecek log dan menemukan bahwa komputer user
telah di-upgrade semalam. Solusi Anda yang pertama adalah bahwa driver
jaringan komputer tersebut pasti konfigurasinya salah. Anda pergi ke
komputer tersebut dan mengecek konfigurasi jaringannya. Tampaknya sudah
benar, sehingga Anda mem-ping server. Tidak terhubung. Solusi berikutnya
adalah mengecek apakah kabel komputer tersambung. Anda periksa kedua
ujung kabel dan kemudian mencoba mem-ping server kembali.
Selanjutnya
Anda ping 127.0.0.1, alamat loopback komputer. Ping berhasil, sehingga
ini mengeliminasi kemungkinan adanya masalah antara komputer,
konfigurasi driver, dan kartu NIC. Anda kemudian memutuskan bahwa
mungkin ada masalah dengan server untuk segmen jaringan tersebut.
Ada
komputer lain yang terhubung ke jaringan di meja sebelahnya, maka Anda
mem-ping alamat server dan hasilnya sukses. Ini mengeliminasi server,
backbone, dan koneksi server ke backbone sebagai masalah.
Anda
kemudian pergi ke IDF (intermediate distribution facilities) dan
memindahkan port workstation, kembali ke workstation dan mencoba
mem-ping server lagi. Namun, solusi tidak bekerja. Ini memperluas
pencarian Anda sampai pemasangan kabel atau patch kabel
workstation.
Anda kembali ke IDF, mengembalikan kabel ke port asal, mencari patch
kabel worksation baru dan kembali ke worksation. Ganti kabel
workstation, dan mencoba mem-ping server lagi. Kali ini berhasil, maka
Anda sudah memperbaiki masalah itu. Langkah terakhir adalah
mendokumentasikan solusi masalah.
Divide and Conquer
Misalkan
Anda mempunyai dua jaringan yang bekerja dengan baik, tetapi ketika
keduanya dihubungkan jaringan gagal. Langkah pertama adalah membagi
jaringan kembali menjadi dua jarigan terpisah dan memverifikasi bahwa
keduanya masih beroperasi dengan benar ketika dipisahkan. Jika ya,
pindahkan semua segmen ke jaringan yang lain. Periksa apakah masih
bekerja dengan benar.
Jika jaringan
masih berfungsi, masukkan masing-masing segmen sampai seluruh jaringan
gagal. Hilangkan koneksi terakhir yang ditambahkan dan lihat apakah
seluruh jaringan kembali beroperasi normal. Jika ya, lepaskan semua
perangkat dari segmen tersebut dan masukkan mereka satu per satu,
kemudian periksa lagi kapan jaringan gagal. Pada waktu Anda menemukan
perangkat yang mencurigakan, lepaskan dan periksa apakah jaringan
kembali normal. Jika jaringan masih berfungsi normal, berarti Anda telah
menemukan perangkat yang menjadi penyebab masalah.
Sekarang
Anda bisa menganalisis perangkat tersebut untuk mengetahui mengapa ia
bisa menyebabkan seluruh jaringan crash. Jika tidak ada apapun yang
salah, mungkin saja perangkat tersebut terhubung dengan perangkat yang
bermasalah pada jaringan sebelah. Untuk mencari ujung lain permasalahan,
Anda harus mengulangi proses yang dilakukan sebelumnya.
Prosesnya
adalah sebagai berikut: pertama sambungkan lagi perangkat yang
menyebabkan jaringan gagal. Kemudian lepaskan semua segmen pada jaringan
yang satunya. Periksa apakah jaringan kembali beroperasi. Jika jaringan
berfungsi lagi, masukkan kembali segmen sampai seluruh jaringan gagal.
Lepaskan segmen terakhir yang dimasukkan sebelum kegagalan dan lihat
apakah seluruh jaringan kembali beroperasi normal. Jika ya, lepaskan
semua perangkat dari segmen tersebut dan masukkan mereka satu per satu,
periksa lagi untuk melihat kapan jaringan gagal. Ketika Anda menemukan
perangkat yang mencurigakan, lepas dan periksa apakah jaringan kembali
normal.
Jika jaringan masih
berfungsi secara normal, itu berarti Anda telah menemukan perangkat
penyebab masalah. Sekarang Anda bisa menganalisis perangkat tersebut
untuk mengetahui mengapa ia bisa menyebabkan seluruh jaringan crash.
Jika tidak ada apapun yang salah, bandingkan kedua host cari tahu
penyebab mereka konflik. Dengan memecahkan konflik ini, Anda akan bisa
menghubungkan kembali kedua perangkat ke dalam jaringan dan akan
berfungsi secara normal.
Tool Software
Bersama
dengan proses yang diuraikan sebelumnya, ada tool software bagi
administrator jaringan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
konektivitas jaringan. Tool ini dapat membantu dalam troubleshooting
Local Area Network, tetapi terutama pada Wide Area Network. Kita akan
lihat perintah yang tersedia pada sebagian besar software client.
Perintah ini meliputi
Ping, Tracert (traceroute), Telnet, Netstat, ARP, dan Ipconfig (WinIPcfg)
Ping
Memverifikasi
koneksi ke komputer lain dengan mengirim pesan Internet Control Message
Protocol (ICMP) Echo Request. Tanda terima berupa pesan Echo Reply akan
ditampilkan, bersama dengan waktu pulang-pergi.
Ping
merupakan perintah utama TCP/IP yang digunakan untuk men-troubleshoot
konektivitas, jangkauan, dan resolusi nama. Syntax ping adalah: ping
[-t] [-a] [-n Count] [-l Size] [-f] [-i TTL] [-v TOS] [-r Count] [-s
Count] [{-j HostList | -k HostList}] [-wTimeout] [TargetName].
Tracert (Traceroute)
Menunjukkan
rute yang dilewati paket untuk mencapai tujuannya. Ini dilakukan dengan
mengirim pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request ke
tujuan dengan nilai Time to Live yang semakin meningkat. Rute yang
ditampilkan adalah daftar interface router (yang paling dekat dengan
host) yang terdapat pada jalur antara host dan
tujuan. Syntax tracert adalah: tracert [-d] [-h MaximumHops] [-j HostList] [-wTimeout] [TargetName].
Telnet
Telnet
Client dan Telnet Server bekerja sama supaya user dapat berkomunikasi
dengan komputer remote. Telnet Client memungkinkan user untuk
menghubungi komputer remote dan berinteraksi dengan komputer tersebut
melalui jendela terminal. Telnet Server memungkinkan user Telnet Client
untuk masuk ke dalam komputer yang menjalankan Telnet Server dan
menjalankan aplikasi pada komputer tersebut. Telnet Server berfungsi
sebagai gateway yang digunakan Telnet client untuk berkomunikasi. Telnet
cocok untuk testing login ke remote host. Syntax telnet adalah: telnet
[\\RemoteServer].
Netstat
Menampilkan
koneksi TCP yang aktif, port yang didengarkan komputer, statistik
Ethernet, tabel routing IP, statistik IPv4 (protokol IP, ICMP, TCP, dan
UDP), dan statistik IPv6 (protokol IPv6, ICMPv6, TCP over IPv6, dan UDP
over IPv6). Syntax netstat adalah: netstat [-a] [-e] [-n] [-o] [-p
Protocol] [-r] [-s] [Interval].
ARP
Menampilkan
dan mengubah entri pada cache Address Resolution Protocol (ARP), yang
berisi satu atau beberapa tabel yang digunakan untuk menyimpan alamat IP
dan alamat fisik Ethernet dan Token Ring dari alamat IP yang
bersangkutan. Masing-masing kartu jaringan Ethernet atau Token Ring yang
terinstalasi pada komputer Anda mempunyai tabel terpisah. Syntax arp
adalah: arp [-a [InetAddr] [-NIfaceAddr]] [-g [InetAddr] [-
N
IfaceAddr]] [-d InetAddr [IfaceAddr]] [-s InetAddr EtherAddr [IfaceAddr]].
Ipconfig(Winipcfg)
Menampilkan
semua konfigurasi jaringan TCP/IP dan memperbarui setting Dynamic Host
Configuration Protocol (DHCP) dan Domain Name System (DNS). Digunakan
tanpa parameter, ipconfig menampilkan alamat IP, subnet mask, dan
gateway default untuk semua kartu jaringan. Ipconfig merupakan
commandline yang ekivalen dengan winipcfg yang terdapat pada Windows
MilleniumEdition, Windows 98, dan Windows 95. Meskipun Windows XP tidak
menyertakan utiliti grafis yang ekivalen dengan winipcfg, Anda bisa
menggunakan Network Connections untuk melihat dan memperbarui alamat IP.
Syntax ipconfig adalah: ipconfig [/all] [/renew[Adapter]] [/release
[Adapter]] [/flushdns] [/displaydns] [/registerdns] [/showclassid
Adapter] [/setclassid Adapter [ClassID]].
TOOL SNMP
Banyak
tool manajemen jaringan yang menggunakan SNMP untuk mengumpulkan
informasi dan statistik jaringan. Beberapa di antaranya adalah:
· SNMP Graph—Mengumpulkan data dan membuat grafik secara real-time.
· SNMP Sweep—Melakukan pencarian SNMP dalam waktu singkat pada setiap segmen jaringan.
· IP Network Browser—Melakukan pencarian yang komprehensif terhadap berbagai data jaringan.
· SNMP
Brute Force Attack—Menyerang suatu alamat IP dengan query SNMP untuk
mencoba dan mengetahui community string read-only dan read-write.
· SNMP Dictionary Attack—Menggunakan kamus para hacker untuk menyerang perangkat jaringan.
· Network Sonar—Melakukan pencarian jaringan dan menyimpan hasilnya dalam
database.
TIP
Troubleshooting Jaringan
1. Identifikasi masalah jaringan/user.
2. Kumpulkan data tentang masalah jaringan/user.
3. Analisis data untuk mencari solusi masalah.
4. Impementasi solusi untuk memperbaiki sistem.
5. Jika masalah tidak terselesaikan, batalkan perubahan dan modifikasi data yang dilakukan sebelumnya.
6. Kembali ke langkah 3